Apa sih sebenarnya “Birrul Walidain”
itu?
Birrul walidain ( بر الوالدين) adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukkan
kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada orangtua. Sedangkan bebuat baik
kepada orangtua itu hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap muslim. Setiap muslim wajib
mentaati perintah orangtuanya selama perintah tersebut tidak bertentangan
dengan perintah Alloh.
وَ اعْبُدُوا اللَّهَ وَ لا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً وَ بِالْوالِدَيْنِ إِحْساناً وَ بِذِي الْقُرْبى وَ الْيَتامى وَ الْمَساكينِ وَ الْجارِ ذِي الْقُرْبى وَ الْجارِ الْجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَ ابْنِ السَّبيلِ وَ ما مَلَكَتْ أَيْمانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كانَ مُخْتالاً فَخُوراً
Artinya: Sembahlah Alloh dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisa’ (4): 36)
Dalam
QS. An-Nisa’ (4): 36 dijelaskan salah satunya bahwa kita harus berbuat baik
atau berbakti kepada orangtua. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan membuat
mereka bangga, misalnya kita menjadi anak yang pintar dan sholehah. Namun, berbakti
kepada orangtua tidak sebatas ketika mereka hidup saja, tetapi berlanjut sampai
keduanya meninggal.
Diriwayatkan dari Abu Usaid Malik
ibnu Robi’ah as_sa’idi, ia berkata,”Ketika kita duduk bersama di samping
Rosulalloh saw tiba-tiba datang laki-laki dari bani Salamah dan berkata,’Wahai
Rosulalloh, masih adakah amal yang harus saya lakukan untuk berbakti kepada
bapa ibu setelah mereka meninggal?’ kemudian beliau menjawab,’Ya, yaitu
mengerjakan sholat untuk kedua orangtua (maksudnya mendo’akan orangtua atau
mensholati jenazahnya), memohonkan ampun atas segala dosanya, melaksanakan
janji mereka setelah mereka meninggal, meneruskan silahturohim yang pernah
dilakukan orangtua ketika masih hidup, dan memuliakan kawan-kawannya.” (HR Abu
Dawud dalam sunannya dan Ahmad dalam Musnad: 3/498)
Diriwayatkan
dari Anas ibn Malik, sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda,”Seorang hamba
berbuat durhaka kepada orangtuanya sampai kedua orangtuanya atau salah satunya
meninggal dunia. Lalu dia terus berdo’a memintakan ampun kedua orangtuanya,
sehingga akhirnya Alloh swt mencatatnya sebagai anak yang berbakti.” (HR
Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Diriwayatkan
dari Malik ibn Zaroroh ra bahwa Rosulalloh saw bersabda,”Memintakan ampunan
yang dilakukan oleh seorang anak untuk orangtuanya setelah keduanya meninggal
adalah termasuk bentuk berbakti kepada orangtua.” (HR Ibnu An-Najjar)
Berbakti
kepada orangtua lebih diutamakan dibanding jihad yang fardlu kifayah. Sehingga seseorang yang hendak
berangkat berjihad kemudian orang tuanya tidak mengizinkannya maka dia dilarang
untuk pergi berjihad. Apabila jihad itu fardhu kifayah (tathawwu’), maka
diwajibkan izin kepada orang tua dan diharamkan berangkat tanpa izin keduanya. Ini adalah kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Abdulloh bin Amr bin Ash,
dia berkata,”Datang seorang laki-laki kepada Rosulalloh saw meminta izin
kepadanya untuk berangkat jihad. Maka beliau bertanya,”Apakah kedua orangtuamu
masih hidup?” Ia menjawab,”Iya.” Maka beliau bersabda,”Pada keduanyalah engkau
berjihad.”
Wahai saudaraku,mari kita berbakti
pada kedua orangtua agar kita meraih jannah-Nya. Bukankah kita sering mendengar
“Ridlonya orangtua adalah ridlonya Alloh, murkanya orangtua adalah murkanya
Alloh.” Sebagai seorang anak hendaknya kita selalu mengharap keridloan dari
keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk bermaksiat.
Dalam kitab Bidayatul Hidayah
(Tuntunan mencapai hidayah Alloh) karangan Imam Abu Hamid Al-Ghozali dijelaskan
agar kita memperhatikan sopan santun bergaul dengan kedua orangtua, diantarnya
ialah:
a. Mendengar ucapan mereka
b. Berdiri ketika mereka berdiri, untuk
menghormatinya
c. Menaati semua
perintah mereka
d. Tidak berjalan
di depan mereka
e. Tidak bersuara
lantang kepadanya, atau membentak meskipun dengan kata – kata “hus”
f. Memenuhi
panggilanya
g. Bersuara
menyenangkan hati mereka
h. Bersikap ramah
( tawadlu’) terhadap mereka
i. Tidak boleh
mengungkit kebaikannya yang telah diberikan kepada mereka
j. Tidak boleh
melirik kepada mereka atau menyinggung perasaanya
k. Tidak boleh
bermuka masam dihadapan mereka
l. Tidak melakukan
bepergian kecuali dengan izin mereka
Saudaraku, kalau kita gali dan telaah banyak keterangan baik
itu dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang disampaikan oleh Rosulalloh saw
kepada kita tentang keutamaan birrul
walidain di dalam Islam. Diantaranya keutamaan tersebut adalah
Birrul walidain
menjadi salah satu penyebab panjangnya umur dan melimpahnya rezeki
Birrul walidain
merupakan salah satu wasilah/ perantara untuk menghilangkan bencana dan
kesempitan yang melanda
Birrul walidain
salah satu sebab mustajabnya do’a
Birrul walidain
merupakan salah satu sarana untuk menghapus dosa
Birrul walidain
merupakan jalan menuju Jannah
Jika selama ini kita
telah berbakti kepada kedua orang tua, maka bersyukurlah dengan karunia yang
telah Alloh berikan tersebut. Selanjutnya berusahalah istiqomah karena memang
ini bukan amalan yang mudah. Adapun jika selama ini kita tidak paham akan keutamaan
berbakti kepada orang tua, maka mulailah dari sekarang dan jangan ditunda
lagi. Inilah ladang kita meraup pahala sekaligus pintu kita masuk syurga.
Semoga kita selalu dimudahkan dalam birul walidain atau
berbakti kepada kedua orang tua kita. InsyaAlloh
^^
Wallohu a’lam bishowab